Tetapi, kecantikan tidak cuma lewat fisik saja, tetapi kecantikan alami datang dalam diri kita sendiri. Perihal ini pula yang buat trulum synergy surabaya Bamed Healthcare meluncurkan rencana paling barunya yakni ‘Embracing Realness’ yang divisualisasikan dalam satu karya instalasi artwork karya pegiat seni Indonesia, Monica Hapsari. Rencana ‘Embracing Realness’ ini ditujukan, kalau tiap-tiap orang bisa tunjukkan kecantikan alami yang berbentuk ciri khas pada semasing individu.
Rencana ‘Embracing Realness’ berlainan dengan beberapa rencana terlebih dulu yang mengutamakan pada kecantikan yang stereotipe, dimana ‘cantik’ tampak dari bentuk badan yang langsing, rambut hitam panjang, serta kulit yang putih.
Dalam rencana paling baru ini, ‘cantik’ mempunyai makna yang berlainan. Kecantikan adalah kesehatan, sehat bekerja, sehat berkarya, sehat membawa barokah serta faedah buat orang yang lain tanpa ada lihat dari type kulit, umur, ras, suku atau kepribadian yang tidak sama.
Rencana ini diperlihatkan lewat karya seni Instalasi yang kreatif serta inovatif, yakni instalasi artwork yang juga akan memudahkan orang-orang mengerti pesan yang di sampaikan. Sekian sebagian rangkuman yang mengemuka pada Press Conference yang diadakan oleh Bamed Healthcare hari ini.
Karya seni Instalasi yang kreatif serta inovatif mengenai apakah itu
“Bamed klinik adalah klinik kesehatan. Service kesehatan di Bamed masuk lokasi pola hidup lewat cara kreatif serta inovatif, bukan sekedar lewat jalur medis namun juga menyentuh daily activities orang-orang. Pendekatan pada orang-orang dikerjakan lewat satu langkah yang senang, satu diantaranya lewat seni. Seni mengoneksikan orang-orang dari beragam susunan. Jadi representasi beauty Bamed bisa masuk semuanya kelompok wanita, satu diantara langkahnya dengan instalasi artwork mix media di klinik-klinik Bamed, " tutur Direktur Paling utama Bamed Healthcare, dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, MSc, di Jakarta.
Instalasi artwork adalah terobosan paling baru dari Bamed dengan bekerjasama dengan Monica Hapsari, seseorang pegiat seni lulusan ITB yang menghadirkan karya instalasi artwork mix media. Ia juga akan isi dinding-dinding Bamed klinik dengan insiprative drawing supaya klinik tampak tidak kaku serta pesan yang ada lebih gampang tersampaikan. Instalasi artwork mix media itu misalnya yakni : wanita dari beragam kelompok, salah satunya hitam, gendut, kurus, dewasa, tua, muda dan lain-lain.
Ia memberikan, Embracing Realness menonjolkan rencana Against Stereotyping serta yakini kalau kebanyakan orang mempunyai kecantikan semasing : hitam, tua, gemuk, langsing dll serta bisa terima jati diri mereka yang sesungguhnya. Hal semacam ini juga akan menggeser paradigma orang-orang sekarang ini yang berasumsi cantik itu mesti putih, tinggi, serta langsing.
Monica Hapsari, pegiat seni serta seseorang Ilustrator menerangkan, Pada generasi sekarang ini, yakni generasi millenials, beberapa orang dipengaruhi oleh stereotipe kecantikan wanita jadi efek image-image yang disodorkan di media. Wanita cantik itu digambarkan mesti putih, bertubuh super kurus, memiliki rambut panjang serta hitam, walau sebenarnya sering imaji-imaji itu adalah product dari usaha produsen spesifik serta lalu jadikan tolok ukur kecantikan yang baru. Akhirnya, mereka-mereka yg tidak termasuk juga kelompok ini saat itu juga terasa tidak termasuk juga kelompok wanita yang cantik.
Menilainya kecantikan dari semua segi/copyright Vemale. com/Anisha SP
“Untuk pertama kalinya saya bekerja bersama dengan satu klinik spesialis kulit, karna pada intinya sedikit klinik kecantikan yang mengusung rencana kenyataan ini. Bamed untuk saya yaitu satu diantara klinik visioner serta termasuk juga mengusung idealisme besar dalam berkarya. Bamed Healthcare mempunyai misi menyehatkan fisik serta mental, kembalikan serta meluruskan alur fikiran wanita Indonesia mengenai arti kecantikan, ” katanya.
Instalasi artwork di Bamed Healthcare mempunyai beragam kelebihan yang lain, yakni tehnik menggambar yang dasarnya yaitu gambar manual tangan serta kemudian melalui beberapa sistem digital yang lain.
Akan tetapi, goresan tangan asli tetaplah jadi keunikan paling utama, terlebih di tembok terbesar ukuran 220x260 cm. Pada tembok terbesar juga ada instalasi interaktif, hingga audiens dapat memutar serta menggerakkan bunga- bunga yang menonjol dari dalam gambar.